Selasa, 25 November 2014

“Pemain” atau “Dimainin” ya?

Pemerintahan Jokowi-JK atau biasa dikenal dengan kabinet Indonesia hebat sudah mulai bekerja untuk pembangunan bangsa. Beberapa menteri telah dipilih untuk mengemban tugas yang penuh tanggung jawab tersebut. Hal ini dilakukan untuk bisa menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan mandiri sesuai dengan janji yang telah ditorehkan oleh Jokowi pada masa kampanye.

Berbagai kebijakan telah disusun untuk mewujudkan janji tersebut. Kebijakan tersebut tentu menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan seperti yang saat ini sedang muncul akibat kenaikan harga BBM bersubsidi. Adanya kenaikan harga BBM ini, menimbulkan banyaknya demostrasi di kalangan mahasiswa yang menyatakan penolakan. Selain itu ada pula tindakan pemogokan kerja yang dilakukan oleh sopir angkutan umum dan para nelayan yang profesinya bergantung pada BBM bersubsidi. Namun disisi lain, terdapat respons positif dimana saat ini tercatat bahwa peningkatan penggunaan BBM non subsidi (Pertamax) melonjak naik. Hal ini lah yang diinginkan pemerintah sejak pemerintahan SBY. Seperti yang kita telah ketahui bahwa selama ini banyak sekali kalangan menengah ke atas yang menggunakan BBM bersubsidi (Premium).

          Namun pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia tidak boleh terlalu larut dalam situasi tersebut karena sebentar lagi bangsa Indonesia akan dihadapkan pada AEC. Asean Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan yang dibangun oleh sepuluh negara anggota ASEAN. Terutama di bidang ekonomi dalam upaya meningkatkan perekonomian di kawasan  Asia Tenggara dengan meningkatkan daya saing di kancah internasional agar ekonomi bisa tumbuh merata, juga meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan yang paling utama adalah mengurangi kemiskinan.

            AEC akan dilakukan awal tahun 2015. Untuk menghadapi AEC tersebut diperlukan kesiapan masing-masing Negara seperti Indonesia. AEC akan mempermudah transaksi perdagangan antar Negara di Asia Tenggara. Adanya kebebasan perdagangan antar Negara akan memberikan peluang bagi pengusaha dalam negeri dan semua profesi untuk bisa “bermain” di kanca Internasional. Namun adanya AEC ini juga akan memberikan ancaman bagi bangsa Indonesia dimana mulai tahun 2015 akan banyak berdatangan tenaga kerja yang berasal dari luar negeri dan barang-barang impor milik Negara lain. Melihat ancaman tersebut diperlukan kesiapan oleh semua kalangan mulai dari instansi pemerintahan, pengusaha, sampai semua masyarakat Indonesia agar tidak “dimainkan” oleh Negara tetangga lain.

            Kita sebagai bagian dari bisnis juga harus menjadi pemain dalam masyarakat AEC. Profesi Akuntan sangat dibutuhkan karena AEC akan memunculkan banyak bidang bisnis baru yang membutuhkan Akuntan yang professional. Akuntan harus memiliki kemampuan dalam menyajikan informasi laporan keuangan sebagai landasan pengambilan keputusan manajerial melalui transaksi bisnis. Penguasaan bidang, bahasa dan softskill juga sangat dibutuhkan calon akuntan untuk bisa bersaing dalam masyarakat AEC. Namun yang terpenting adalah etika dan perilaku yang baik. “Orang yang tidak bisa berbahasa asing bisa dikembangkan tetapi sikap dan perilakunya itu yang lebih penting” demikian pernyataan dari Fauzi Arif .

            Namun di Indonesia saat ini masih belum cukup memiliki akuntan yang memiliki kualiatas  yang baik sehingga dapat bersaing dengan Negara lain. Keterbatasan infrastruktur dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah salah satu faktor penyebabnya. Banyak sekali profesi akuntan di Indonesia yang bukan lulusan sarjana sehingga tidak memiliki dasar yang kuat dalam profesi tersebut. Walaupun ada pepatah bahwa pengalaman adalah guru terbaik tetapi pendidikan juga sangat penting dalam cara berpikir dan pengambilan keputusan sesorang. Oleh karena itu jangan biarkan negara kita dijajah untuk kesekian kaliannya oleh negara lain akibat datangnya AEC yang tidak didukung dengan kesiapan oleh semua pihak.

            Universitas Widya Mandala Surabaya juga telah menyadari akan adanya Asean Economic Community (AEC). Fakultas bisnis sebagai bagian terpenting yang akan berhubungan langsung dengan AEC mulai mengadakan program-program seperti seminar dan lomba. Contohnya yaitu lomba APW yang diadakan oleh organisasi mahasiswa HMJA (Hipunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi) yang mengusung tema besar AEC. Dalam lomba tersebut peserta harus membuat sebuah karya tulis yang mengaitkan antara kedatangan AEC dengan bidang-bidang Akuntansi.

            Selain itu, dalam setiap mata kuliah mahasiswa Universitas Katholik Widya Mandala Surabaya juga selalu diingatkan bahwa datangnya AEC akan membawa peluang dan ancaman bagi pelaku bisnis dan akuntan. Para Dosen juga memberikan pengarahan bagaimana lulusan akuntansi UKWMS dapat bersaing dengan tenaga kerja dari luar yang berprofesi sama. Pengarahan itu disampaikan melalui mata kuliah Akuntansi Keuangan, Perpajakan, Sistem Teknologi Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Manajemen Pemasaran, Manajemen Usaha Kecil, Ekonomi Industri, Perekonomian Indonesia, dan MSDM.

            Asean Economic Community (AEC) bukanlah suatu bumerang bagi kita semua tetapi AEC merupakan suatu pintu masuk menuju gerbang kesuksesan yang membuka peluang kita untuk  bermain dan bersaing dengan Negara lain. Apabila kita dapat memenangkan permainan itu, maka kita akan mendapatkan timbal balik seperti prnghasilan yang tinggi, relasi bisnis, dan masih banyak lagi. Jadi, jangan takut dan terus kembangakan kemampuan kita. Jadilah Akuntan yang terhormat bukan untuk dirimu sendiri tetapi untuk nama bangsamu, Indonesia.

Karya tulis ini dibuat oleh :

Novita Sari ( NRP : 3203013031 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar