Pemerintahan
Jokowi-JK atau biasa dikenal dengan kabinet Indonesia hebat sudah mulai bekerja
untuk pembangunan bangsa. Beberapa menteri telah dipilih untuk mengemban tugas
yang penuh tanggung jawab tersebut. Hal ini dilakukan untuk bisa menjadikan
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan mandiri sesuai dengan janji yang
telah ditorehkan oleh Jokowi pada masa kampanye.
Berbagai kebijakan telah disusun untuk mewujudkan
janji tersebut. Kebijakan tersebut tentu menimbulkan pro dan kontra di berbagai
kalangan seperti yang saat ini sedang muncul akibat kenaikan harga BBM
bersubsidi. Adanya kenaikan harga BBM ini, menimbulkan banyaknya demostrasi di
kalangan mahasiswa yang menyatakan penolakan. Selain itu ada pula tindakan
pemogokan kerja yang dilakukan oleh sopir angkutan umum dan para nelayan yang
profesinya bergantung pada BBM bersubsidi. Namun disisi lain, terdapat respons
positif dimana saat ini tercatat bahwa peningkatan penggunaan BBM non subsidi
(Pertamax) melonjak naik. Hal ini lah yang diinginkan pemerintah sejak
pemerintahan SBY. Seperti yang kita telah ketahui bahwa selama ini banyak
sekali kalangan menengah ke atas yang menggunakan BBM bersubsidi (Premium).
Namun pemerintah dan seluruh
masyarakat Indonesia tidak boleh terlalu larut dalam situasi tersebut karena
sebentar lagi bangsa Indonesia akan dihadapkan pada AEC. Asean Economic
Community (AEC) merupakan kesepakatan yang dibangun oleh sepuluh negara anggota
ASEAN. Terutama di bidang ekonomi dalam upaya meningkatkan perekonomian di
kawasan Asia Tenggara dengan
meningkatkan daya saing di kancah internasional agar ekonomi bisa tumbuh
merata, juga meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan yang paling utama adalah
mengurangi kemiskinan.
AEC akan dilakukan awal tahun 2015.
Untuk menghadapi AEC tersebut diperlukan kesiapan masing-masing Negara seperti
Indonesia. AEC akan mempermudah transaksi perdagangan antar Negara di Asia
Tenggara. Adanya kebebasan perdagangan antar Negara akan memberikan peluang
bagi pengusaha dalam negeri dan semua profesi untuk bisa “bermain” di kanca
Internasional. Namun adanya AEC ini juga akan memberikan ancaman bagi bangsa
Indonesia dimana mulai tahun 2015 akan banyak berdatangan tenaga kerja yang
berasal dari luar negeri dan barang-barang impor milik Negara lain. Melihat
ancaman tersebut diperlukan kesiapan oleh semua kalangan mulai dari instansi
pemerintahan, pengusaha, sampai semua masyarakat Indonesia agar tidak
“dimainkan” oleh Negara tetangga lain.
Kita sebagai bagian dari bisnis juga
harus menjadi pemain dalam masyarakat AEC. Profesi Akuntan sangat dibutuhkan karena
AEC akan memunculkan banyak bidang bisnis baru yang membutuhkan Akuntan yang
professional. Akuntan harus memiliki kemampuan dalam menyajikan informasi
laporan keuangan sebagai landasan pengambilan keputusan manajerial melalui
transaksi bisnis. Penguasaan bidang, bahasa dan softskill juga sangat
dibutuhkan calon akuntan untuk bisa bersaing dalam masyarakat AEC. Namun yang
terpenting adalah etika dan perilaku yang baik. “Orang yang tidak bisa
berbahasa asing bisa dikembangkan tetapi sikap dan perilakunya itu yang lebih
penting” demikian pernyataan dari Fauzi Arif .
Namun di Indonesia saat ini masih
belum cukup memiliki akuntan yang memiliki kualiatas yang baik sehingga dapat bersaing dengan
Negara lain. Keterbatasan infrastruktur dalam bidang pendidikan di Indonesia
adalah salah satu faktor penyebabnya. Banyak sekali profesi akuntan di
Indonesia yang bukan lulusan sarjana sehingga tidak memiliki dasar yang kuat
dalam profesi tersebut. Walaupun ada pepatah bahwa pengalaman adalah guru
terbaik tetapi pendidikan juga sangat penting dalam cara berpikir dan
pengambilan keputusan sesorang. Oleh karena itu jangan biarkan negara kita
dijajah untuk kesekian kaliannya oleh negara lain akibat datangnya AEC yang
tidak didukung dengan kesiapan oleh semua pihak.
Universitas Widya Mandala Surabaya
juga telah menyadari akan adanya Asean Economic Community (AEC). Fakultas
bisnis sebagai bagian terpenting yang akan berhubungan langsung dengan AEC
mulai mengadakan program-program seperti seminar dan lomba. Contohnya yaitu
lomba APW yang diadakan oleh organisasi mahasiswa HMJA (Hipunan Mahasiswa
Jurusan Akuntansi) yang mengusung tema besar AEC. Dalam lomba tersebut peserta
harus membuat sebuah karya tulis yang mengaitkan antara kedatangan AEC dengan
bidang-bidang Akuntansi.
Selain itu, dalam setiap mata kuliah
mahasiswa Universitas Katholik Widya Mandala Surabaya juga selalu diingatkan
bahwa datangnya AEC akan membawa peluang dan ancaman bagi pelaku bisnis dan
akuntan. Para Dosen juga memberikan pengarahan bagaimana lulusan akuntansi
UKWMS dapat bersaing dengan tenaga kerja dari luar yang berprofesi sama. Pengarahan
itu disampaikan melalui mata kuliah Akuntansi Keuangan, Perpajakan, Sistem
Teknologi Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Manajemen Pemasaran, Manajemen
Usaha Kecil, Ekonomi Industri, Perekonomian Indonesia, dan MSDM.
Asean Economic Community (AEC)
bukanlah suatu bumerang bagi kita semua tetapi AEC merupakan suatu pintu masuk menuju
gerbang kesuksesan yang membuka peluang kita untuk bermain dan bersaing dengan Negara lain.
Apabila kita dapat memenangkan permainan itu, maka kita akan mendapatkan timbal
balik seperti prnghasilan yang tinggi, relasi bisnis, dan masih banyak lagi.
Jadi, jangan takut dan terus kembangakan kemampuan kita. Jadilah Akuntan yang
terhormat bukan untuk dirimu sendiri tetapi untuk nama bangsamu, Indonesia.
Karya tulis ini dibuat oleh :
Novita Sari ( NRP : 3203013031 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar