Selasa, 25 November 2014

AKUNTANSI DILIHAT DARI ASPEK KEBAHASAAN

Bagaimana jadinya kita tanpa bahasa? Jika bahasa Indonesia tidak ada, mungkin hingga saat ini kita masih tetap terbagi-bagi atas berbagai macam suku dan bahasa yang berbeda. Tanpa bahasa pemersatu, sekumpulan masyarakat sulit untuk dapat dikatakan sebagai sebuah bangsa. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.” demikian kutipan pidato Soekarno saat hari Pahlawan 10 November 1961. Sama halnya, bangsa yang besar, yang sudah mengalami banyak kemajuan dan tergolong bangsa yang maju, umumnya mempunyai struktur bahasa yang sudah modern dan mantap. Sehingga, bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi juga sebagai alat untuk menyerap dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penulis ingin menyampaikan tentang aspek kebahasaan dalam akuntansi. Melihat masih banyaknya orang khususnya mahasiswa yang sedang menekuni bidang akuntansi, masih belum paham mengenai kaidah bahasa akuntansi yang benar.

Kenyataan dalam dunia pendidikan (khususnya perguruan tinggi) adalah bahwa sebagian buku referensi atau buku ajar yang memadai dan lengkap biasanya berbahasa asing (Inggris) karena memang banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di luar negeri. (Suwardjono, 1992:107) Namun tidak semua peserta didik dalam hal ini khususnya mahasiswa yang dapat memahami pengetahuan yang terkandung dalam buku tersebut. Sebagian dari mereka membutuhkan bahasa Indonesia dalam membantu menyerap materi yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan pengembangan bahasa Indonesia yang baik dalam hal kemantapan struktur dan kaidahnya. Selain itu, perlunya seseorang belajar untuk memantapkan kemampuan bahasanya Indonesianya untuk mendukung pemahaman bahasa asing, khususnya bagi kaum pelajar.

Pertanyaannya adalah siapakah yang harus mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa keilmuan? Tentu saja semua pengguna bahasa tersebut. Perguruan tinggi merupakan agen perubahan dan pengembangan yang strategik. Baik dosen maupun mahasiswa mengemban tugas untuk mengembangkan bahasa dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. Kemampuan bahasa bukan suatu keterampilan yang didapat sebagai sebuah pemberian, melainkan yang harus dipelajari dan dilatih. Sayangnya banyak di antara kita yang sudah merasa dapat berbahasa Indonesia sehingga hanya memperolehnya secara alamiah bukan meningkatkannya menjadi bahasa ilmiah. Akibatnya, kita sering merasa lebih asing mendengar bahasa sendiri daripada mendengar bahasa asing, apabila menemukan sebuah kosakata baru. Yang sering dilakukan adalah ketika menemukan kosakata bahasa Inggris kita langsung mencarinya di kamus untuk menemukan artinya. Sedangkan ketika kita menemukan kosakata bahasa Indonesia kita sering merasa aneh dan tidak berusaha untuk mencari artinya di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Hal ini menandakan banyak diantara kita sudah cukup puas dengan kemampuan bahasa alamiah kita. Masalah kembali muncul saat mahasiswa membaca buku kuliah terjemahan bahasa Indonesia. Banyak kosakata bahasa Indonesia yang baru kita dengar saat membaca buku tersebut. Kebanyakan kosakata dalam buku terjemahan tersebut adalah hasil perekayasaan bahasa.

Perekayasaan bahasa adalah proses penalaran yang digunakan dalam pengembangan istilah dan kosa kata. (Suwardjono, 1992:111) Harapannya, perekayasaan bahasa ini dapat membantu mereka yang belum cukup mengenal bahasa asing, dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Saat ini, perekayasaan bahasa telah berhasil menghasilkan kosakata-kosakata baru yang telah diterima baik oleh kalangan akademik maupun masyarakat umum. Misalnya, kata pelatihan (sebagai padanan training) mulai digunakan untuk membedakannya dengan kata latihan (sebagai padanan exercise). Kata pelaporan mulai digunakan di samping kata laporan untuk membedakan makna reporting (sebagai proses) dan reports (sebagai hasil proses). Kata rerangka yang merupakan padanan kata framework diciptakan untuk membedakannya dengan kata kerangka yang adalah padanan kata skeleton. (Suwardjono, 1992:111) Pengembangan bahasa diperlukan agar kita tidak terpaku pada apa yang ada melainkan apa yang seharusnya digunakan.

Berikut akan lebih dibahas mengenai kaidah bahasa dalam akuntansi. Yang pertama adalah pengindonesiaan istilah inggris berpewatas Past-Participle.
a.     Jika suatu istilah mempunyai makna yang di atau yang sudah di atau sebagai hasil pekerjaan/proses/perlakuan sebagaimana yang ditunjukkan oleh kata dasar, maka padanan kata tersebut adalah kata berimbuhan berakhiran “an” dan berkata dasar kata serapan istilah Inggrisnya. Contoh:
adjusted trial balance                                                                daftar saldo sesuaian
advanced accounting                                                                akuntansi lanjutan
allocated cost                                                                             kos / biaya alokasian
computerized system                                                                sistem komputerisasian
consolidated statements                                                           laporan konsolidasian
expected value                                                                           nilai harapan
Kaidah diatas tidak tepat digunakan untuk beberapa kata tertentu. Misalnya, kata retained earnings yang seharusnya laba tahanan diganti menjadi laba ditahan. Karena kata “tahanan” memiliki konotasi tertentu.
b.     Jika suatu istilah mempunyai makna yang diberi atau dilengkapi sesuatu atau dikerjakan/diproses sehingga mempunyai atau bersifat mempunyai sesuatu, maka padanannya adalah kata berimbuhan berawalan “ber-“ yang berkata dasar kata serapan istilah Inggrisnya. Contoh:
guaranteed loan                                                                         pinjaman bergaransi
interested party                                                                           pihak berkepentingan
mortgaged debt                                                                          utang berhipotek
post-dated check                                                                        cek bertanggal mundur
                                                                                                      (populer: cek mundur)
c.      Jika suatu istilah mempunyai makna dalam keadaan di atau yang bersifat seolah-olah seperti atau secara tidak sengaja menjadi atau menjadi sesuatu yang hasilnya tidak dapat dikendalikan atau dipastikan lebih dahulu sebagaimana ditunjukkan oleh kata dasar, maka padan katanya adalah kata berimbuhan berawalan “ter-“ yang berkata dasar serapan istilah Inggrisnya. Contoh:
classified balance sheet                                 laporan posisi keuangan terklasifikasi
                                                                            (pos-posnya)
detailed procedures                                         prosedur terinci
closed corporation                                           perseroan tertutup
d.     Istilah tertentu yang menyimpang dari pedoman sebelumnya. Contoh: istilah “aktiva tetap” dapat digunakan sebagai padan kata fixed asset sebagai lawan aktiva lancar (current asset). Namun saat ini, muncul kembali istilah lain yang dapat digunakan yaitu aktiva atau aset tidak lancar (noncurrent asset). Istilah “biaya tetap” dapat digunakan sebagai padan kata fixed cost sebagai lawan dari biaya variabel (variable cost).
Yang kedua adalah pemanfaatan prefiks (awalan) “ter-“ yang dapat dimanfaatkan dalam membentuk istilah akuntansi yang memadai. Berikut beberapa contoh kata sifat dan kata benda istilah akuntansi yang biasanya kata dasar bahasa Inggrisnya adalah kata kerja.
applicable/applicability                                                        terterapkan/keterterapan
auditable/auditablility                                                           teraudit/keterauditan
collectable/collectability                                                       tertagih/ketertagihan
comparable/comparability                                                   terbandingkan/keterbandingan
reliable/reliability                                                                   terandalkan/keterandalan
verifiable/verifiability                                                             teruji/keterujian
Yang ketiga adalah kata benda dan kata kerja dari istilah serapan yang mempunyai makna sebagai istilah tindakan atau proses. Contoh:
capitalization                                                                         kapitalisasi/mengkapitalisasi
realization                                                                              realisasi/merealisasi
allocation                                                                                alokasi/mengalokasi
depreciation                                                                           depresiasi/mendepresiasi
Dan yang keempat adalah penyerapan istilah asing secara utuh. Contoh:
balance                                                                                   balans
efficiency                                                                                efisiensi
variant/variance                                                                     varian/variansi

Pedoman tersebut penulis rangkum dari sumber yang ada dan juga penulis edit berdasarkan apa yang pernah penulis lihat dalam buku teks akuntansi sekarang ini. Misalnya istilah cost dulu diterjemahkan sebagai kos, namun sekarang biaya. Istilah balance sheet dulu diterjemahkan sebagai neraca, namun sekarang menjadi laporan posisi keuangan. Pedoman tersebut bersifat dinamis sehingga perlu dilakukan pengembangan yang berkelanjutan.

Mempelajari, memperdalam, dan mengembangkan bahasa Indonesia khususnya dalam ilmu pengetahuan bukan berarti membatasi penggunaan bahasa asing. Justru dengan memperdalam bahasa Indonesia dapat membantu kita dalam memahami bahasa asing.

Hal yang perlu dicatat adalah bahwa seseorang dapat menguasai bahasa asing (termasuk membaca buku teks) dengan baik kalau dia juga menguasai bahasa sendiri (Indonesia) dengan baik pula. Bagaimana mungkin seseorang dapat belajar bahasa Inggris yang mempunyai struktur yang baku dan canggih kalau dia sendiri tidak menguasai bahasa Indonesia yang baku (dan sebenarnya juga canggih) sebagai pembandingnya? (Suwardjono, 1992:112)

Harapannya, kita sebagai mahasiswa dapat mempelajari, memahami, dan ikut mengembangkan bahasa Indonesia khususnya dalam bidang keilmuan. Bidang tersebut tidak hanya bidang akuntansi saja, seperti yang telah dibahas sebelumnya, tetapi juga bidang-bidang yang lain. Tentu tujuannya agar bahasa kita semakin baik struktur dan kaidahnya serta yang paling penting adalah dapat membantu kita sebagai generasi muda dalam belajar untuk menggapai cita-cita dan memajukan bangsa.

Sumber: Suwardjono. 1992. Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia Kumpulan Artikel. Yogyakarta: BPFE.

Karya ini ditulis oleh:

Netta Vania ( NRP : 3203013193 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar